Tak sedikit dari pembuat film/sutradara mengorbankan dirinya untuk mencapai hasil terbaik, bahkan meski mengorbankan kebebasan dirinya, sutradara-sutradara ini tetap mempertahankan idealismenya. Siapakah para sutradara tersebut?
1948 – 1982: Sergei Parajanov
Hampir seluruh filmnya dilarang tanpa ada kompromi karena dicurigai menggunakan simbolisme-simbolisme yang menentang ideologi negara saat itu. Selama 20 tahun Ia pengalami pengucilan di Soviet Union. Selain mendapat larangan, beberapa filmnya juga hilang, terpotong, dan tak selesai. Salah satu filmnya yang mendapat kritik keras dunia perfilman adalah, film yang secara artistik sangat revolusioner, The Color of Pomegranates (1969).
2010: Jafar Panahi
Sutradara kontroversial asal Iran yang terkenal dengan film The White Ballon (1995), memilki sejumlah film yang sering dilarang di Iran, namun sukses dikancah internasional. Pada tahun 2010, Panahi ditangkap bersama anak, istri, dan 15 rekannya karena dianggap menyebarkan propaganda anti-pemerintah Iran. Ia pun dihukum 6 tahun kurungan yang dikenal dengan “execution of verdict” (hukuman penjara yang dapat dijatuhkan kapan saja), dilarang membuat film, menyutradarai, membuat naskah selama 20 tahun. Meski begitu, Ia tetap aktif berkarya dengan melakukan berbagai cara menyelundupkan film-filmnya. Hal ini terbukti dengan 3 judul film yang tetap diproduksinya pasca pelarangan tersebut, yakni: This Is Not Film (2011), Closed Curtain (2013) dan Taxi (2015).
2015: Joe Gibbons
Akibat keeksentrikkannya, sutradara dan mantan pengajar Video and Visual Arts di MIT harus dipenjara akibat ulahnya merampok sebuah bank di Chinatown. Dengan alasan bereksperimen untuk filmnya, Ia pun tetap dipenjara selama 1 tahun. Tak hanya itu, beberapa film karnyanya memang dibuat dengan melewati batas normal perfilman, seperti The Confessions of a Sociopath (2005), yang menggambarkan bagaimana Ia mencuri buku dan lukisan museum.
source : http://movienthusiast.com/8-sutradara-yang-dipenjara-diasingkan-atau-dibunuh-karena-filmnya/